SpongeBob SquarePants

Minggu, 09 November 2014

Misteri Kereta Nomor 103

       Pada suatu hari ada seorang anak yang bernama Denis. Ia  terkenal sangat  nakal dan tidak bisa diatur. Dan kedua teman Denis yaitu Baron dan Galuh. Mereka juga terkenal sangat nakal sama seperti Denis. Mereka bertiga bersekolah di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan 1 Jakarta.
Suatu ketika, mereka bertiga berjalan-jalan di malam hari. Sesampai tengah malam, mereka melihat sebuah stasiun kereta api yang sangat seram yang diperkirakan sudah lama tidak digunakan. Karena saking penasaran, mereka bertiga memasuki stasiun kereta api tersebut. “Hai teman-teman tempat apa itu? Gua penasaran, bagaimana kalau kita masuk” ajakan Denis. Awalnya teman Denis, Baron dan Galuh tidak mau masuk “Nis, kita pulang aja deh, perasaan gua gak enak nih” kata Galuh. Denis pun berkata “Ah penakut lu,cemen banget sih lu jadi orang. Kalo lu takut ngapain lu berdua berteman sama gua. Mending pulang aja lu sana. Anak cemen”. Karena mereka berdua tidak mau dikatakan cemen oleh temannya sendiri, akhirnya mereka pun menyetujui untuk masuk ke stasiun tersebut. “Iya iya kita masuk” kata Baron. “Nah gitu dong, itu baru temen gua” seruan Denis dengan rasa gembira.
Akhirnya mereka bertiga pun memasuki stasiun tersebut. Dengan perlahan-lahan mereka menjejaki kakinya menuju stasiun yang menyeramkan tersebut. Ketika mereka memasuki stasiun tersebut, Galuh berkata “Kita pulang aja yuk, perasaan gua gak enak nih” dengan rasa gemetar ketakutan. Mendengar Galuh berkata begitu, Denis pun berkata “Ah jadi orang penakut banget sih lu ”.  Karena tidak mau dikatakan penakut, akhirnya Galuh pun hanya diam dan membisu.
Ketika sedang asyik melihat-lihat, banyak kelelawar yang keluar berterbangan di langit-langit stasiun tersebut yang membuat suasana semakin menyeramkan. Dengan rasa ketakutan, mereka tetap terus melihat-lihat sampai ke ujung paling dalam. “Tempat ini gelap banget, gua gak bisa liat apa-apa nih” ujar Baron. Denis pun berkata “Kebetulan banget gua bawa senter, jadi tenang aja lu berdua gak usah takut”.  “Iya iya bawel lu” kata Galuh.
Sesampai di dalam, mereka menuju peron stasiun dan seketika melihat sebuah cahaya mendengar suara klakson kereta api yang akan melintas. “Lho, cahaya apa itu ? Disini ada kereta api yang lewat ? Bukannya stasiun ini dah lama gak dipake” tanya Galuh dengan rasa penasaran.  Ternyata benar dugaan Galuh bahwa ada kereta api yang melintas di stasiun ini dan singgah di stasiun ini. “Kereta api No 103 ? Kayanya gua pernah denger cerita misteri tentang kereta ini deh. Tapi kapan ya? Gua lupa” ujar Danis dengan rasa heran.
Setiba di stasiun tersebut, kereta api tersebut berhenti dan membuka pintunya bagaikan sebuah kereta api yang sedang menunggu penumpang. Namun tanpa disadari, Denis dan kawan-kawannya menaiki kereta api misteri tersebut. Sesudah mereka menaiki kereta api, pintu kereta api tersebut langsung tertutup dan dengan perlahan-lahan kereta api meninggalkan stasiun.
Kereta api berjalan semakin cepat dan cepat. Di pertengahan jalan, mereka tersadar bahwa mereka telah berada di kereta api tersebut. “Lho, kita ada dimana ini?” tanya Baron. Denis pun menjawab “Kayanya kita ada di kereta deh” ujar Denis. “Kenapa kita bisa ada disini, kalian tau gak ini kereta mau kemana?” tanya Galuh dengan rasa takut. “Mana gua tau” kata Denis. “Koq kereta penumpang, gak ada penumpangnya ya?”tanya Baron di dalam hati.
Dengan rasa takut, Galuh berkata “Temen-temen, gua takut nih”. Denis pun menjawab “Tenang aja gak usah takut, kita masih bisa pulang koq”. Mereka merasa heran, karena kereta api tersebut tidak berpenumpang. Sesaat di dalam kereta, kemudain kereta api tersebut menimbulkan beberapa keanehan-keanehan yang tidak lazim yang tidak biasanya dilakukan oleh kereta api pada umumnya. Lampu pada langit-langit berkedip-kedip dengan cepat yang menimbulkan mereka merasa ketakutan. “Kenapa ini, ada apa ini?” tanya Baron dengan rasa takut. “Ngga bukan apa-apa,  kereta api  model kaya gini udah sering ngalamin yang kaya ginian. Santai aja” ujar Denis dengan rasa sombong dan sok pemberani. Kemudian kedua teman Denis kembali tenang dan diam saat mendengar Denis berbicara. Tetapi mereka berdua masih memliki rasa takut yang masih menghantui mereka. “Biar gak takut mending kita duduk dulu, kalo sampe stasiun selanjutnya baru kita turun” sahut Denis. Kemudian mereka duduk tenang menunggu stasiun pemberhentian selanjutnya.
Namun ketika mereka sedang asyik duduk-duduk dan bersantai, muncullah keanehan-keanehan lainnya pada kereta api yang sedang mereka naiki tersebut. Setelah muncul keanehan lampu berkedip-kedip secara tiba-tiba, muncul keanehan yang lainnya. Kenaehan ini berbeda dari yang sebelumnya. Keanehan ini berupa mengeluarkan bau telur busuk yang menyengat sehingga hal ini sangat mengagetkan mereka. Mereka yang sedang bersantai dalam kereta api langsung segera terbangun dan segera untuk berpindah ke rangkaian gerbong berikutnya. “Wah temen-temen, bau apa ini” tanya Galuh sambil merasa ketakutan. Baron pun menjawab “Bau telur busuk ini. Darimana asal bau telur busuk ini” sambil gemetar ketakutan. Karena mereka terlihat sangat ketakutan, mereka semua langsung bangkit dan berlari menuju rangkaian gerbong selanjutnya. Walaupun mereka sudah berpindah berkali - kali, namun bau telur busuk itu selalu mengikuti mereka. “Temen-temen, gua dah gak kuat nih”ujar Galuh sambil ngos-ngosan kecapean. “Daripada kita bolak-balik terus, mending kita cari sumbernya dimana asal bau telur busuk ini”ujar Denis. “Setuju” sahut Baron. Akhirnya mereka pun mengintrogasi sumber bau telur busuk dari gerbong per gerbong. Mereka mencari sumber bau tersebut sangat teliti. Hampir 1 jam mereka mencari sumber bau teesebut namun belum ditemukan sehingga mereka menjadi heran dan penasaran. “Sumber bau telur busuk ini dari mana asalnya ya” tanya Denis dengan penuh rasa bingung.
Laju kereta api yang melebihi batas ambang kecepatan, membuat mereka bertambah takut. Mereka menjerit ketakutan, sementara Denis tetap tenang untuk menenangkan teman-temannya yang sedang ketakutan. “Woi, udah diem-diem berisik” ujar Denis. Denis berusaha tuk menenangkan teman-temannya, namun Baron dan Galuh masih menjerit ketakutan. Karena Denis merasa kesal, akhirnya ia berusaha menakut-nakuti teman-temannya.
“Eh iya gua baru inget, lu berdua tau ga kereta apa yang lagi kita naikin?”tanya Denis kepada teman-temannya dengan tatapan raut wajah yang serius. “Ga Den, dah lu gak usah tanya-tanya yang kaya gitu. Gak penting” ujar Baron dengan rasa takut. “Kereta yang kita naikin ini kereta hantu” sahut Denis dengan tampang yang serius. “Ah, jangan nakut-nakutin kita dong Den” kata Galuh. “Sini gua ceritain asal-usul kereta ini. Sekitar 25 tahun yang lalu, ada sebuah kecelakaan kereta api yang sangat parah. Kecelakaan itu terjadi pada malam hari ketika sedang terjadi sebuah hujan lebat yang disertai kilat-kilat yang menyambar. Ketika sedang melintas pada sebuah jembatan yang sangat besar dan sangat panjang,  kereta api tersebut terguling dan jatuh dari atas jembatan yang sangat tinggi dan besar karena kondisi rel yang licin dan basah sehingga semua orang mati seketika. Tak ada penumpang yang selamat satupun. Mereka mati dalam keadaan yang mengenaskan sehingga menimbulkan bau bangkai yang sangat busuk dan menyengat. Konon, setelah kecelakaan itu terjadi, bangkai kereta api tersebut belum ditemukan sampai sekarang. Setiap pukul 11 malam jum’at kliwon, di stasiun yang tadi, yang sudah lama tidak terpakai kadang terdengar seperti ada suara kereta api yang melintas. Dan gua yakin kereta api itu ini. Kereta api nomor 103. Kata orang-orang dahulu, jika ada orang yang naik kereta api ini, dikatakan akan hilang dari dunia ini dan tak akan pernah kembali. Untuk selamanya” sahut Denis dengan tatapan mata penuh keseriusan.
Mereka berdua menjerit ketakutan ketika mendengar cerita yang Denis ceritakan. “Jangan bikin kita takut dong Den”sahut Galuh. “Berarti kalo gak akan kembali lagi ke dunia, kita akan mati dong. Emak Baron pengen pulang”sahut Baron dengan penuh rasa cemas dan menjerit ketakutan.  Melihat teman-temannya ketakutan, Denis semakin menjadi-jadi untuk berusaha menakut-nakuti teman-temannya itu. “Kalian tau gak, kita akan dibawa kemana?” tanya Denis. “Kemana Den, kita takut nih” sahut Baron. “Kita akan dikirim ke neraka” ujar Denis. “Huwaa” Baron dan Galuh menjerit ketakutan. Denis hanya tertawa melihat teman-temannya ketakutan. “Koq lu malah ketawa, disini bukan kita aja yang kejebak, lu juga sama Den” kata Baron sambil kesal melihat tingkah temannya itu. Denis pun menjawab “Ya kita mau gimana lagi, kenyataannya kita udah terlanjur masuk dan kejebak di sini, ya udah tinggal nunggu waktu aja”. Dengan rasa takut dan kesal, Galuh pun berkata “Lu dah gila ya, kita itu terjebak dan terancam mati Den. Mati!!!”.
Laju kereta api semakin tidak jelas dan mereka juga tidak tahu mereka akan dibawa kemana. Setelah muncul keanehan berupa lampu yang berkedip-kedip dan bau telur busuk yang menyengat, muncul kembali keanehan yang lainnya, yaitu berupa suara alunan musik dari rangkaian gerbong lainnya. Hal ini membuat mereka semakin takut dan merinding. Sebenarnya Denis pun merasa ketakutan, tapi ia menyembunyikan ketakutan itu kepada teman-temannya agar ia terlihat lebih pemberani. Lampu yang berkedip-kedip semakin menjadi-jadi, bau telur busuk yang menyengat dan suara alunan musik yang misterius membuat mereka semakin ketakutan. Kejadian-kejadian itu menjadi satu sehingga menimbulkan suasana di kereta api tersebut semakin menyeramkan dan mencekam. Karena Denis tidak kuat menahan rasa takutnya itu, akhirnya ia pun menjerit ketakutan dan lari sambil menangis ingin pulang. Melihat temannya menangis ketakutan, Baron dan Galuh langsung lari mengejar Denis sambil berusaha untuk menenangkan Denis. Walaupun merasa ketakutan, namun mereka harus tetap mengejar temannya tersebut.
Setelah Denis berhasil ditangkap dan ditenangkan, mereka beristirahat sejenak melepas rasa takut dan lelah. “Den tenang, gak usah takut. Disini bukan lu aja yang takut. Tapi kita semua juga takut. Jadi lu tenang ya. Habis ini kita cari sumber-sumber keanehan ini” ujar Baron. Setelah beristirahat, mereka langsung mengintrogasi sumber-sumber keanehan tersebut. Gerbong per gerbong mereka lacak satu persatu-satu dan tempat pertempat sekecil apapun mereka cari dengan teliti dan serius. Namun semua keanehan itu tidak ditemukan, meskipun telah memeriksa sampai tempat-tempat sempit pun.  Suasana malam makin mencekam. Kemudian diikuti dengan turun hujan lebat dan kilat yang menyambar yang membuat suasana makin menyeramkan sehingga mereka semakin takut. Namun, meskipun sampai tengah malam misteri itu belum dapat terpecakan, mereka terus mencari dan mencari sampai misteri itu dapat terselesaikan. Mereka tidak akan berhenti dan terus mencari sumber keanehan tersebut.
Kecepatan kereta api yang semakin cepat dan cepat, menyebabkan kereta api bergetar-getar kencang sehingga Denis dan kawan-kawannya tidak bisa menyeimbangkan badan mereka. Mereka ketakutan dan menangis sambil menjerit-jerit menyebutkan nama ibunya. Mereka menyangka bahwa mereka akan mati. Saking takutnya, mereka sampai berlari-lari karena tidak ingin mati.
Kecepatan kereta api makin berkurang, keanehan-keanehan nya pun kian berkurang sehinnga rasa takut dan cemas yang dialami Denis dan kawan-kawan sedikit tenang. Namun, mereka kaget seketika, ketika melihat berupa cahaya yang sangat terang yang menyilaukan mata mereka. Mereka menyangka bahwa mereka sampai ke neraka. “Wah temen-temen, itu cahaya apa? Jangan-jangan kita sampai di neraka!!!”ujar Galuh dengan penuh rasa ketakutan. Mendengar Galuh berkata begitu, Denis dan Baron pun menjerit ketakutan. “Ibu, gua pengen pulang!!!”teriak Denis.
Mereka semua terkejut seketika melihat sebuah cahaya yang berkilauan meyilaukan mata yang sangat terang. Sambil menjerit-jerit mereka terus merengek-rengek menyebutkan nama ibunya. Kemudian muncul bayangan seseorang yang lewat dari luar kereta api yang membuat mereka mejadi semakin takut. Pintu kereta api akhirnya terbuka, tetapi seperti ada seseorang yang lewat dihadapan mereka sambil membawa sebuah sekop. Rasa takut mereka kian menjadi-jadi seketika ada orang lewat dihadapan mereka.
Mereka menyangka orang tersebut adalah makhluk halus yang akan membunuh mereka, ternyata orang tersebut adalah seorang karyawan pekerja di sebuah pertambangan. “Adik-adik ini siapa ya, dan darimana asalnya ?”tanya seseorang karyawan pertambangan tersebut. “Kita semua dari Jakarta dan kita semua tersesat karena dibawa oleh kereta ini”ujar Denis. “Bapak bukan hantu kan”tanya Galuh. “Bukan, bapak bukan hantu, bapak bekerja disini” jawab seorang karyawan tersebut sambil tersenyum. Akhirnya mereka merasa lega setelah mengetahuinya. Denis bertanya kepada seorang karyawan tersebut “Pak, ini tempat apa sih pak? Keliatannya serem banget”. Bapak itu pun menjawab dengan ramah “Ini sebuah tempat pertambangan adik-adik. Perkenalkan nama saya Pak Kodir. Bapak bekerja disini sudah hampir 25 tahun” sambil tersenyum. “Oh, Pak Kodir. Pak kenalkan, saya Denis, dan ini kedua teman saya Baron dan Galuh” ujar Denis dengan penuh keramah tamahan.
Setelah mereka berkenalan dan bertanya-tanya, akhirnya mereka bertanya-tanya tentang keanehan-keanehan yang muncul dari kereta api tersebut. Setelah Pak Kodir menjelaskan semuanya, akhirnya mereka mengerti bahwa kereta api yang mereka naiki bukanlah kereta api hantu, tetapi kereta api yang dikhususkan untuk para karyawan pekerja pertambangan untuk pulang pergi tempat kerja mereka. Dan mereka pun akhirnya paham bahwa keanehan-keanehan yang terjadi itu seperti lampu yang terus berkedip-kedip yang sudah terbiasa karena yang dikondisikan kereta yang cukup tua dan sering mengalami masalah-masalah pada listriknya yang membuat lampu di setiap rangkaian gerbong tersebut berkedip-kedip bahkan mati total. Keanehan yang lainnya seperti bau telur busuk ternyata berasal dari sebuah gerbong restorasi yang berada di depan tepat dekat dengan lokomotif. Dan keanehan lainnya seperti suara alunan musik yang sangat lembut ternyata berasal dari lokomotif kereta api tersebut yang biasanya digunakan oleh seorang masinis untuk menghilangkan rasa penat mereka ketika mengendalikan sebuah kereta api.
Setelah mereka mendengarkan semua penjelasan yang diberikan Pak Kodir, mereka akhirnya percaya bahwa tidak ada kereta hantu. “Temen-temen, jadi lu semua percaya kan disini gak ada kereta hantu” ujar Denis. “Iya.....iya kita tau. Sok tau lu, bukannya lu yang ngomong sendiri kata lu ini kereta hantu” jawab Baron dengan rasa kesal. “Iya....iya maaf deh. Hahaha” jawab Denis sambi tertawa. Pak Kodir hanya terseyum-senyum melihat tingkah mereka. “Ayo adik-adik, biar bapak antar pulang kalian semua” ujar Pak Kodir.
Denis dan kawan-kawannya sangat senang sekali karena mereka masih bisa pulang. Mereka pulang menggunakan kereta api yang sama. Tapi kini mereka tidak takut lagi dengan kereta api itu. Karena sekarang mereka ditemani oleh Pak Kodir dan karyawan pekerja yang lainnya yang hendak pulang ke rumahnya masing-masing. Di tengah perjalanan, mereka menikmatinya dengan riang dan gembira.
Sesampainya di Jakarta, mereka berpamitan pada Pak Kodir dan karyawan-karyawan yang lainnya. “Pak, kita semua pulang dulu ya” ujar Baron dengan ramah”. Pak Kodir menjawab “Iya, hati-hati ya kalian semua”. “Iya Pak. Makasih ya udah mau nganter kita pulang” ujar Galuh. “Sama-sama” jawab Pak Kodir dengan penuh keramah-tamahan.
Akhirnya kereta api pun meninggalkan stasiun. Denis dan kawan-kawan melambaikan tangan dan memberi ucapan selamat tinggal kepada Pak Kodir dan penumpang yang lainnya. Setelah kereta api diberangkatkan, Denis dan kawan-kawan langsung berlari-lari karena saking girangnya. Mereka berlari-lari menuju rumah mereka masing-masing. Sesampainya dirumah masing-masing, mereka seperti biasa membuat kekacauan lagi. Begitulah sifat anak yang nakal dan tidak bisa diatur.
                                                                               

                                 



-SELESAI-

0 komentar:

Posting Komentar